Menjual :
- gondorukem/ GUM ROSIN dan Terpentin
Getah Pinus merupakan bahan baku dari pembuatan Gondorukem dan Terpentin. Sadapan getah yang keluar dari pohon pinus dilakukan pada umur 10 sampai 30 tahun atau sampai dengan akhir daur sebelum pohon pinus tersebut ditebang.
Mutu getah pinus ditentukan oleh kadar kotoran dan warnanya. Warna getah yang putih adalah warna yang baik ( mutu A ) , sedangkan warna yang lebih tua karena banyak mengandung kotoran merupakan mutu B.
Di Indonesia telah dibuat standarisasi mengenai mutu gondorukum yang di kelompokkan :
Grade : 1. X ( Rex)
2. WW ( White Water )
3. WG( Window Glass)
4. N ( Nancy )
Kegunaan Gondorukem yang selama ini dikenal awam adalah sebagai bahan proses pembuatan batik dan bahan untuk melekatkan patri atau solder. Namun kenyataannya gondorukem mempunyai kegunaan lain yang bernilai ekonomis tinggi yaitu : Untuk pelapis kertas, bahan additive, tinta printing, industri ban, isolasi alat elektronik, cat, vernis, plastik, sabun. semir sepatu, keramik. lem dan lain lain.
HASIL UJI LAB ( C.O.A )
1. SOFTENING POINT RING AND BALL : 80, 0 o C
2. COLOUR BY LOVIBOND COMPARATOR : WW
3. IMPURITTY/ SOLUBILITY IN TOLUEN : 0, 0264 %
4. ACID VALUE : 187.20
5. SAPONIFICATION VALUE : 196, 45
6. ODINE VALUE : 10.62
7. ASH CONTENT ; 0, 0137 %
8. VOLATILE OIL CONTENT : 0, 95 %
- TERPENTIN
Minyak terpentin merupakan hasil distilasi / penyulingan getah pinus, Minyak terpentin hasil harus memenuhi beberapa persyaratan dalam klasifikasi mutu.
Berat jenis / spesifikasi Grafity : 0.848 - 0.865
Indeks Bias / Refractive Index : 1.464 - 1.478
Warna / Colour : Jernih
Kadar Alpha Pinene / Alpha Pinene Content : 80 - 85 %
Titik Nyala/ Flash Point : 33-38C
Kegunaan Terpentin
Terpentin yang semula hanya dikenal sebagai pelarut cat yang harganya rendah, ternyata dari terpentin ini bila diproses lebih lanjut bisa menghasilkan komponen alpha pinene dan beta pinene yang bernilai tinggi dan menjadi bahan baku industri parfum, kosmetik, farmasi. kamfer dan desinfektan serta dll kegunaannya
HASIL UJI LAB SBB. :
1. SPECIFIC GRAFITY AT 25o C = 0, 8559
2. REFRACTIVE INDEX AT 25 o C = 1, 4650
3. FATTY OIL = Negatif
4. FLASH POINT = 36, 0 o C
5. DISTILATION TEMPERATURE
AT 760 MM HG = 157, 4 o C
6. RESIDU AFTER EVAPORATION = 1, 62 %
7. DISTILAT UNDER TEMPERATUR 170o= 90, 45 %
8. ALPHA PINENE CONTENT = 81, 95 %
9. OPTICAL ROTATION = + 32, 60 O
- Amonium Sulfat ( ZA )
Amonium sulfat ( ZA) adalah pupuk tunggal yang mengandung unsur Nitrogen ( N) dan Sulfur ( S) yang berguna untuk :
Nitrogen ( N ) bisa membuat tanaman lebih hijau segar, mempercepat dan meningkatkan pertumbuhan, tinggi tanaman, jumlah cabang dan anakan, meningkatkan kandungan protein hasil panen
Sulfur ( S) meningkatkan rendemen hasil panen gula pada tebu dan tembakau, meningkatkan kelas mutu hasil panen dengan memperbaiki warna, aroma, rasa dan besar umbi serta lebih keset
adapun spesifikasinya sbb.:
N ( Nitrogen ) : 21 %
S ( Sulfur) : 24 %
Bentuk : Kristal warna putih
larut dalam air
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemberiannya.
Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea.
|