Sifat Dasar Usaha Dagang dari kategori Pakaian & Mode
Bisnis.com, Â JAKARTA - Mukena, rukuh, atau telekung merupakan salah satu perlengkapan ibadah yang laris manis saat memasuki Ramadan. Pasalnya, umat Islam ingin bisa melaksanakan ibadah yang lebih khusyuk dengan mukena baru yang nyaman dipakai.
Selain itu, mukena pun sudah selayaknya seperti pakaian yang rutin berganti mengikuti tren yang sedang berkembang. Apalagi jumlah masyarakat muslim kelas menengah di Indonesia terus tumbuh dengan daya beli yang meningkat.
Alhasil, bisnis pembuatan mukena menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan, dengan prospek bisnis yang terus meningkat setiap tahun, terutama menjelang Ramadan dan perayaan hari besar Islam lainnya.
Prospek bisnis tersebut dilirik oleh Diana Pratiwi produsen mukena premium dengan merek Mukena Diva. Perempuan asal Sidoarjo tersebut memulai bisnisnya sejak tahun lalu.
Awalnya, dia berkeinginan membeli mukena yang sedikit mewah, karena dia menilai selama ini dirinya sering membeli baju-baju mahal hanya untuk bertemu orang lain, sedangkan untuk bertemu Tuhan hanya mengandalkan mukena seadanya.
Dia pun mencari berbagai macam desain dan jenis mukena premium, sampai dia menemukan mukena renda yang dipasarkan oleh aktris Dian Sastrowardoyo. â Saya lihat mukenanya bagus, tapi kok mahal sekali harganya sampai Rp2 juta, â kenangnya.
Alih-alih membeli mukena tersebut, dia malah berpikiran untuk memproduksi mukena premium dengan desain dan bahan yang tak kalah dari mukena aktris tersebut, dan yang pasti dia bertekad untuk bisa memberikan harga yang lebih terjangkau.
Setelah melalui beberapa eksperimen, Diana pun mulai meluncurkan produknya pada November 2014. Dia mengeluarkan mukena dengan desain khusus menggunakan aplikasi renda dan bordir yang memberikan kesan mewah.
Diana menggunakan bahan satin sutra yang lembut, sehingga pemakainya akan merasa lebih nyaman dan bisa lebih khusyuk saat beribadah.
Saat pertama kali produksi, dia membuat 20 set mukena dengan 20 warna yang berbeda. Modal yang digunakannya tak lebih dari Rp10 juta, dan digunakan untuk membeli bahan seperti kain dan renda impor dari China dan India.
Karena dirinya hanya memasarkan secara online, dia pun sadar foto menjadi salah satu faktor utama yang bisa menarik konsumen. Untuk itu, Diana langsung memboyong produknya ke studio foto profesional untuk diambil gambarnya.
â Saya sudah coba potret pakai kamera handphone, tapi hasilnya tidak memuaskan. Jadi langsung saya gunakan studio foto dan menggunakan keponakan saya sebagai model, â katanya.
Foto-foto model mukenanya tersebut kemudian diunggah ke akun instagram @ mukenadiva. Sesuai dugaan, respons masyarakat terhadap produknya cukup baik, didukung dengan foto profesional yang membuat produknya lebih eksklusif.
Selain itu, Mukena Diva pun meng-endorselebih dari 10 artis yang sebagian besar adalah penyanyi, seperti Krisdayanti, Ayu Tingting, Zaskia Gotik dan Iis Dahlia.
â Biasanya kami yang mengirimkan produk ke mereka untuk digunakan dan diposting di Instagram, tapi ada juga beberapa yang bahkan mencari dan meminta kami mengirimkan produk, â katanya.
Diana mengatakan sistem endorsement artis tersebut sangat berpengaruh terhadap penjualannya. Pasalnya, si artis akan mempublikasikannya kepada para penggemar yang jumlahnya tidak sedikit.
Bahkan, mukena yang dipakai artis tersebut menjadi tren baru. Misalnya, seperti mukena renda bermotif bunga yang dikirimkan Mukena Diva ke Iis Dahlia, sekarang moncer disebut mukena Iis Dahlia.
â Sekarang orang kalau mencari mukena bunga tersebut pasti menyebutnya mukena Iis Dahlia. Pasar memang menciptakan tren sendiri, â katanya.
Adapun, setiap mukena yang diproduksinya dijual dengan harga sekitar Rp900.000-Rp1 juta per set. Konsumen akan mendapatkan atasan dan bawahan mukena, tas mukena serta sajadah.
â Harga mukena kami bisa lebih rendah karena langsung memasok bahan baku dari distributor, sehingga bisa menekan biaya produksi, dan tetap mendapatkan margin keuntungan sebesar 30% , â katanya.
Dalam sebulan, Mukena Diva bisa memproduksi sekitar 100 mukena yang dibantu oleh tujuh orang tenaga kerja, dan selama Ramadan ini sebanyak 150 mukena sudah habis terjual. Bahkan, untuk warna-warna tertentu konsumen harus memesan terlebih dulu.
â Warna yang paling cepat habis adalah warna oranye, hijau mint dan mukena motif bunga. Itu warna-warna yang memang digunakan artis. Kalau mau pesan harus menunggu 7-10 hari, â katanya.
Mukena Diva memang sengaja membidik kalangan menengah ke atas yang memedulikan kualitas produk. Dia yakin permintaan terhadap produknya akan meningkat seiring bertambah juga masyarakat muslim kelas menengah.
Selain mempromosikan produknya melalui akun Instagram dan websitemukenadiva.com, Â Diana pun rutin ikut bazar yang diselenggarakan di Surabaya dan sekitarnya. Pada Juli, Mukena Diva pun akan mengikuti Bazar Ramadan di Mal Grand Indonesia.
â Saya pikir promosi secara offline juga tetap penting dilakukan, untuk merangkul kalangan yang memang kurang melek internet, dan itu jumlahnya cukup besar, â ujarnya.
Kesuksesan yang diraih Diana tersebut ternyata tak lepas dari aral melintang. Dia mengaku bisnisnya terkendala oleh beberapa produsen mukena yang melakukan plagiat atas karyanya.
Selain itu, dia pun sering kesulitan dalam penyediaan bahan baku renda impor. Seringkali renda yang dibutuhkannya tidak ada dipasaran. Untuk mengakali hal tersebut, secara rutin Mukena Diva memperbarui desainnya disesuikan dengan ketersediaan renda.
â Kami jadi rajin berinovasi untuk desain produk, hal itu juga efektif untuk menepis kompetitor sehingga mereka terus tertinggal, â paparnya.
Tak sekadar merangkul pasar dalam negeri dari Sabang sampai Merauke, Mukena Diva pun sudah mencapai Uni Emirat Arab, Malaysia dan Singapura. Diana berharap jangkauan produknya tersebut bisa terus meluas.